MENTAL BAJA UNTUK PENULIS HEBAT

 

Belajar Menulis Gelombang 17


Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, selamat malam, dan salam sehat semuanya. Salam dari salah satu moderator handal pelatihan Belajar Menulis Gelombang 17 malam ini. Beliau adalah Bapak  Sucipto Ardi yang biasa dipanggil Pak Cip. Kuliah online diawali dengan lafaz Basmallah. Belajar Menulis di hari Jum’at, 22 Januari 2021 ini, penuh dengan bahagia karena semua peserta antusias belajar dan pastinya dalam kondisi sehat. Seperti biasa Pak Cip menuliskan rundown acara dan aturan tanya jawab yang nantinya akan masuk dalam susunan acara.

Nara sumbernya saat ini adalah  Ditta Widya Utami, S.Pd. Nara sumber yang sangat muda. Beliau dilahirkan di Subang, 23 Mei 1990. Buku karyanya sudah sangat banyak, diantaranya ada 4 buku solo dan 10 buku antologi. Prestasi yang  raih juga ada beberapa dari Propinsi Jawa Barat. Untuk lebih mengetahui beliau, silahkan kunjungi link tersebut https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

Beliau memberikan tema kuliah malam ini  “Mental Seorang Penulis”.  Tema yang sangat berbeda dengan tema-tema sebelumnya, rasa penasaran yang tinggi muncul dalam pikiran ini. Ditengah-tengah persiapan menuju sekolah adiwiyata propinsi dan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) di sekolah tempat dinas. Semoga senantiasa diberikan ketangguhan sekeras baja. Seperti judul di atas Mental Baja Untuk Penulis Hebat. Dengan analogi baja yang sangat keras tidak mudah bengkong walaupun ditempa, butuh tenaga yang juga sangat kuat untuk bisa membengkongkannya. Mental baja juga sangat dibutuhkan untuk penulis hebat.

“Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh”, sapa Ibu Ditta dalam group WA berlajar menulis gelombang 17. Tema yang dipersembahkan Ibu Ditta kali ini adalah “Mental seorang penulis”. Tema yang diberikan sangat menarik kita untuk mengetahui lebih dalam, Apa hubungannya penulis dengan mental, bisa dibalik apa hungannya antara mental dengan penulis. Ternyata memang sangat erat hubungannya tanpa kita sadar sebelumnya. Mental baja sangat dibutuhkan juga selain kita juga sangat familiar dengan teknik menulis dengan baik.

                Seorang penulis terkenal sekalipun pasti memiliki mental sekuat baja yang pastinya akan meraih kesuksesan walaupun sebelumnya mungkin jatuh bangun untuk konsisten menjadi penulis yang terkenal. Maksud dari nara sumber mental yang sini lebih kepada sebuah cara berpikir untuk dapat belajar dan merespons suatu hal. Para penulis hebat dalam menghadapi setiap tantangan selalu menggunakan mental yang kuat dan sehat. Ibu Ditta memberikan link youtube yang berisi tentang nyanyian merdu seorang ibu Ditta lagu dari Sheila On Seven group band terkenal pada masanya. Pesannya adalah bersenang-senanglah hari ini tetapi tidak juga melupakan kematian, karena kelak akan kita rindukan dengan tulisan yang dasyat dari kita, pasti kita akan merindukannya dan membanggakannya. Bahagia dan melakukan yang terbaik adalah kuncinya. Beliau juga memotivasi para peserta untuk tidak mudah goyah dengan semua tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan impian menjadi seorang penulis atau menerbitkan buku, karena kenginan menjadi penulis tidak hanya satu dua hari saja, melainkan seterusnya. Silahkan disimak link youtube berikut. https://youtu.be/UkRDLmA4dUY.

                Di bawah ini adalah rentetan tulisan ibu Ditta yang di share untuk kit abaca dan jadikan referensi tulisan kita.

Akun Kompasiana https://www.kompasiana.com/ditta13718

Blogspot https://dittawidyautami.blogspot.com

Beliau juga pernah membuat tulisan pendek berjudul Djogja Backpacker di storial.co https://www.storial.co/book/djogja-backpacker

Dan ada juga yang di Wattpad seperti Precious https://www.wattpad.com/480692862-precious-1-terdampar-di-upi

dan juga ada juga yang berjudul "Mengapa Tak Kau Tanyakan Saja"

https://www.wattpad.com/794784777-mengapa-tak-kau-tanyakan-saja-tamat-mengapa-tak

                Setelah kita mengetahui isi tulisan beliau di atas, maka untuk menjadi penulis yang handal harusnya kita harus memperhatikan poin-poin di bawah ini. Amati mind mapping sebelum menuju poin-poin yang dijabarkan.


  1. Siap Konsisten

"Teruslah menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi." (Omjay). Kutipan tersebut cukup terngiang-ngiang di kepala muali dari pertemuan pertama berlangsung di belajar menulis gelombang 17. Practice every day adalah kunci untuk penulis pemula, semakin diasah sebuah pisau akan semakin tajam. Ini juga terjadi pada skill menulis kita. Banyak sekali platform untuk menulis yang bisa kita manfaatkan. Antara lain kompasiana, blogspot, dan yang lainnya. Suatu contoh Soe Hoek Gie berasal dari buku catatan kemudian lahir sebuah buku,  atau seperti RA Kartini dari surat-suratnya juga lahir sebuah buku. Menjadi seorang penulis semua orang pasti bisa. Tetapi, untuk menjadi penulis andal, butuh mental kuat agar bisa konsisten menulis. Memiliki mental untuk konsisten adalah dengan mengenali diri sendiri. Sehingga tantangan apa saja yang menghadang, kita akan tau apa yang harus kita lakukan.

  1. Siap Dikritik

Memutuskan untuk mempublikasikan hasil tulisan di blog, buku, media social, media massa, dan sebagainya, maka penting kita sadari bahwa tulisan kita telah menjadi "milik publik" atau bisa dikatakan milik umum. Dengan demikian, kita harus menyiapkan mental untuk menerima masukan dari khalayak umum. Tidak hanya siap untuk mendapatkan komentar positif, tetapi harus siap diberi masukan atau dikritik yang tidak enak. Dengan demikian kita tahu akan kekurangan yang terjadi pada tulisan kita. Semakin banyak kritikan dan kita emperbaiki pada tulisan selanjutnya, maka tulisan kita akan semakin renyah untuk dinikmati.

  1. Siap Belajar

Apabila kita memutuskan untuk senang dengan menulis dan konsisten menulis, bisa menerima saran atau kritik, maka kita harus memiliki mental untuk belajar. Ada dua cara yang dapat ditempuh :

  1. Melakukan riset

Belajar disini yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kualitas tulisan adalah dengan melakukan riset. ntara lain adalah berkunjung ke perpustakaan, berkunjung ke toko buku untuk mengamati buku-buku best seller, melacak apa yang sedang menjadi trend di sosial media atau trending topic apa yang ada di social media ataupun Google traffic.

  1. Tambah Bacaan

Literasi begitu digaungkan, sehingga ketika memutuskan untuk menjadi seorang penulis, atau ketika ingin menulis maka secara otomatis kita harus membaca. Siapkan mental untuk menjadi seorang yang literat. Meningkatkan daya baca adalah kuncinya.

  1. Siap Ditolak

Menyiapkan mental untuk siap ditolak oleh media maupun penerbit. Ketika naskah kita ditolak, maka kita harus mencoba lagi dan lagi. Bisa juga kita mencari alternative yang lain. Suatu misal  dengan menerbitkan sendiri atau dipublish di berbagai media social yang sudah kita punya. Semua penulis pastinya pernah merasakan ditolak. Rasa sakit hati terkadang muncul ketika tulisan kita ditolak. Tetapi apa kita berhenti sampai di situ?. Jawabannya ada pada masing-masing. Tetapi ketika kita berhenti, maka tidak akan terlahir karya dasyat kita ke depannya. Suatu contoh JK Rowling pernah ditolak si belasan penerbit. Dewi "Dee" Lestari sang penulis Supernova pun juga pernah merasakan ditolak penerbit. Bahkan sekelas novelis horor Stephen King pun pernah ditolak. Semua penulis pasti sudah pernah merasakan tulisan mereka ditolak. Apabila mereka berhenti menulis dan tidak mempunyai mental yang kuat karena penolakan-penolakan tersebut, bisa dipastikan kita tidak akan bisa menikmati karya mereka saat ini.

  1. Siap Menjadi "Unik"

Yang paling akhir adalah menyiapkan mental menjadi suatu tulisan yang unik. Dalam istilah kerennya just be yourself atau bisa kita artikan jadilah diri sendiri. Dengan menjadi diri sendiri maka apapun yang kita tulis adalah cirri khas dari diri kita sendiri. Unik maksudnya tidak ada yang menyamai. Tidak usah mengikuti orang-orang kebanyakan. Tulis saja apa yang kita bisa dan kita kuasai, dan pastinya paling sesuai dengan diri kita. Dalam belajar menulis PGRI sudah ada contohnya antara lain: Omjay selalu unik dengan tulisan setiap harinya, Mr. Bams unik dengan kalimat-kalimat positifnya, dan Bu Kanjeng yang unik dengan gaya bahasanya yang begitu hidup. Coba kita lihat blog atau buku Raditya Dika, isinya pasti humor. Jika membaca buku-buku Justin Gaarder (penulis Dunia Sophie), jangan heran jika terselip unsur filsafat. Karena basicnya beliau memang pernah jadi guru filsafat sebelum menjadi penulis. Dengan demikian maka apa yang unik dalam diri kita, mari kita tuangkan dalam bentuk tulisan yang sudah pasti akan unik.

                Untuk menjadi unik pastinya bisa diasah dengan banyak membaca dan menulis. Ada catatan jika kita ingin belajar menulis melalui membaca. Dengan membaca maka bisa menambah kosa kata, wawasan, dan sebagainya sehingga akan banyak ide bermunculan dalam benak kita. Untuk menjadi unik, bu Ditta menyarankan saat membaca jangan menggunakan teknik membaca cepat. Mempelajari tata bahasa yang digunakan penulis, pemilihan kosa kata bisa kita cerna dengan baik. Selanjutnya penting tetap menggunakan gaya bahasa sendiri. Dengan mengikuti pelatihan menulis tersebut kita juga berlatih untuk menjadi sosok yang unik. Karena dengan sumber yang sama, setiap orang akan mengejawantahkan ke dalam tulisan masing-masing dan gaya bahasa yang dikemas sesuai dengan peserta sendiri-sendiri.

                Mental baja sangat dibutuhkan untuk menjadi seorang penulis hebat. Mental sekuat baja yang tidak mudah ditempa merupakan kunci dari seorang penulis hebat. Untuk menumbuhkannya maka pengalaman, tantangan, kepahitan, kegagalan, kesuksesan, kritik pedas, dan sebagainya itu yang akan menempa mental kita sehingga bisa sekuat baja. Percaya diri kita muncul ketika kita sering berlatih. Suatu misal seorang actor teater yang berperan di panggung teater, apabila beliau tidak pernah melakukan practice atau bisa kita sebut berlatih maka actor tersebut tidak akan bisa menguasai panggungnya. Dan beliau juga tidak akan bisa menguasai perannya. Demikian juga terjadi pada seorang penulis. Penulis hebat akan sering berlatih menulis supaya apapun yang kita inginkan akan terwujud. Keinginan untuk tulisan kita dimuat dan tidak ditolak lagi. Keinginan bagaimana tulisan kita menjadi tulisan yang unik. Keinginan-keinginan tersebut terjawab ketika kita sering berlatih menulis dan selalu mengupdate dan memperbaiki kekurangan atau kesalahan yang pernak kita lakukan. Tentunya diiringi juga dengan banyak membaca, ikut pelatihan menulis, ikut lomba menulis, mencoba membuat buku, dengan demikian percaya diri kita juga akan muncl.

                Berlatih menulis perlu konsisten, memaksa diri untuk menulis ditengah-tengah kesibukan memerlukan energy yang besar. Mental kita juga dipertaruhkan untuk hal ini. Apakah kita terbuai dengan kesibukan dan tidak akan menulis, atau kita menggunakan waktu disela-sela sibuk kita?. Kunciya pada diri kita sendiri untuk memaksa diri lebih konsisten, walaupun memaksa diripun juga sulit. Mengikuti pelatihan menulis seperti sekarangpun adalah bukti ikhtiar kita untuk memaksa diri kita untuk selalu konsisten menulis ditengah-tengah carut marutnya kesibukan di sekolah kita masing-masing. Ini benar-benar terjadi pada diri saya pribadi. Sekolah sedang menyiapkan dokumen untuk mengikuti sekolah adiwiyata propinsi. Kebetulan menjadi sekretaris di acara tersebut memang menguras tenaga dan menyita waktu untuk menyiapkan semua administrasinya. Kebetulan juga persiapan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) demikian juga sangat menyita pikiran dan tenaga. Belum lagi seorang ibu rumah tangga dengan segala urusan rumah. Harus pandai menyisihkan waktu menulis merupakan tantangan terberat saat ini. Dengan tekat yang bulat harus selesai mengikuti pelatihan ini adalah niat yang sudah dibangun. Mental yang kuat dipertaruhkan saat ini. Terimakasih banyak bu Ditta sudah memberikan tantangan dan mengingatkan untuk mempunyai mental sekuat baja untuk mewujudkan keinginan-keinginan di atas. Terimakasih Om Jay, Pak Cip dan tim, baroallah untuk semua kesempatan, tenaga, waktu yang sudah diberikan pada peserta belajar menulis gelombang 17. Salam selalu sehat dan semangat produktif berkarya. Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

 

Sutri Winurati, S.S

SMP Negeri 2 Sukodono Sidoarjo

 

 

 

 

Komentar

  1. Apapun yang terjadi, tetap menulis dan terus menulis

    BalasHapus
  2. Masya Allah, resume Ibu lengkap, rapi, dan sistematis. Tetap semangat Bu, sy pun selalu telat buat resumenya karena disambi2 kegiatan lain.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

First Day for blogging

TEATER GABUNGAN (TEGAB)

HARI YANG DINANTI