FIRST STORY TELLERS

 

FIRST STORY TELLERS

Oleh:

Sutri Winurati, S.S

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, salam selalu sehat dan semangat produktif berkarya.

Hari ke-8  di bulan Februari 2021 untuk mengikuti lomba blog  Ikatan Guru TIK PGRI.

 

                Tantangan demi tantangan kuhadapi di Spenlos. Niat yang utama adalah manfaat untuk orang banyak. Mengasah percaya diri di dalam sekolah sudah dilakukan anak didikku. Beraneka macam cara dari dalam kelas sampai persembahan operet sudah dilakukan. Tibalah saatnya aku harus mencoba percaya diri anak didikku untuk tampil di luar sekolah. Event yang sangat bergengsi untuk peserta didik pun dimulai. Tahun 2008 Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) diadakan oleh Pendidikan Menengah Umum (dikmenum) dari Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo berlangsung. Seleksi kabupaten diadakan dan seluruh sekolah bisa mengirimkan perwakilan boleh lebih dari satu siswa. Diambil satu pemenang untuk dikirim ke Propinsi Jawa Timur, walaupun tetap pemenangnya diambil beberapa di kabupaten.

                Masih ingat sekali anak didikku yang mengikuti event tersebut. Mereka adalah Jannatun Cintya Dewi, Intan Pratidina dan M. Muqoffi Arkham. Mereka adalah peserta didik yang sangat cerdas dan sangat aktif untuk menggali potensi diri. Tidak kenal lelah berlatih sampai sore pun mereka sanggup untuk berlatih. Mulai dari memahami cerita, menghafal script text, bagaimana menyampaikan cerita dengan cara yang menarik aku latihkan ke mereka. Suamiku pun ikut membantu untuk mengarahkan mereka. Tiap proses kita lalui dengan penuh suka cita. Pada saat lomba tak terfikir olehku untuk menyiapkan make mereka. Inisiatif muncul dari Jannatun untuk memasangkan ornament di mukanya. Dengan pensil alis dia minta aku memasangkan kumis seperti kucing ataupun singa. Karena cerita yang dia bawakan adalah cerita fable. Kreatif adalah kata yang tepat untuk Jannatun. Dia juga mempunyai rasa percaya diri yang lebih. Belum beruntung semua pada saat itu. Tetapi bagiku mereka adalah pemenang karena sudah bisa wakili ratusan peserta didik di Spenlos.

Mereka selanjutnya meneruskan sekolah yang berbeda-beda. Muqqofi sekarang bekerja di Astra Group di Jakarta, serambi ambil S2 Management Technology di ITS. Dia masih bujang dan belum memikirkan untuk menikah. Dia masih berjuang untuk keluarga dan orang tuanya. Loyalitas yang tinggi tetap dia perjuangkan dan usahakan seperti pada saat berlatih untuk mendapatkan yang terbaik.

Tahun 2010 Jannatun, Intan dan murid ku yang lain mengunjungiku. Ketika itu mereka masih duduk di bangku SMA. Ketika itu Jannatun cerita kalau masuk kelas percepatan alias kelas akselarasi. Memang dia sangat cerdas, pintar dan rajin. Aku tidak kaget ketika dia bercerita tentang pestasinya bisa masuk kelas akselarasi. Keempat muridku di bawah ini adalah murid yang rajin. Intan sekarang menjadi seorang admin di suatu perusahaan.  Sudah berkeluarga dan sudah memiliki satu putra. Iis sekarang juga bekerja sebagai admin di perusahaan kopi di Sidoarjo. Dia sudah menikah dan dikaruniai 2 putri. Vivi juga bekerja di BPR Mojokerto sebagai accounting. Senang sekali rasanya seorang guru melihat, mendengar anak-anak didiknya sukses.


                                                                                                                                                                             Paling kiri pakai kerudung putih Intan, Jannatun, aku,

Istiqomah(Iis) dan Alifia Devi (Vivi)

 

                Diantara semua anak didikku di atas yang paling berbeda cerita dan jalan hidupnya adalah Jannatun. Jannatun panggilan yang kuberikan padanya. Dia termasuk juga salah satu murid specialku. Masuk SMA Negeri 1 Sidoarjo yang merupakan sekolah favorite di Sidoarjo. Dia juga masuk kelas percepatan atau akselarasi. Kemampuannya memang sangat menonjol mulai aku mengenalnya. Kritis, cerdas, dan rajin kukenal dia waktu aku mentransferkan pelajaran. Selanjutnya dia masuk perguruan tinggi sebagai lulusan terbaik di Teknik Kimia di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Selepas dari ITS dia mengikuti seleksi menjadi pegawai bank di bank Mandiri. Dia juga lolos dan sempat bekerja di bank Mandiri Jakarta selama satu tahun. Komunikasi yang kujalin bersama semua murid-muridku berjalan dengan sangat lancar. Sehingga aku sangat detail tahu perkembangan anak didik ku satu per satu.

                Diapun akhirnya memutuskan untuk resign dari bank Mandiri dan mencoba untuk melamar sebagai abdi negara di Kementrian ESDM. Bulan Agustus 2018 aku masih ngobrol di WA dengan dia. Seraya menanyakan kabar dan lagi ngapain dia, juga sempat video call pada saat dia jogging pagi di hari Sabtu karena dia off tidak bekerja. Menjadi staff analis kegiatan Usaha Hilir Migas, Ditjen Migas, Kementrian ESDM menjadi pilihan pekerjaannya. Dia bilang sudah lebih enjoy bekerja disitu. tetapi takdir berkata lain, pesawat yang membawanya pergi ke Pangkal pinang untuk tugas pengawasan B20 mengalami kerusakan. Pada tahun sama tepatnya 29 Oktober 2018. Pesawat Lion Air Jt 610 yang dinaikinya jatuh di perairan Tanjung Karawang.

Foto Screen shot dari video call tersebut terdokumentasikan 
ketika Intan ke Spenlos wakili ibunya acara parenting untuk adiknya kelas 9


                Salah satu teman dekat dia Istikomah kirim pesan WA padaku untuk mengabarkan hal tersebut. Aku tidak langsung percaya. Aku cari berita di televis ternyata benar adanya. Dia adalah korban pertama yang teridentifikasi oleh Tim DVI Polri melalui sidik jari tangan kanannya. Beberapa guru Spenlos sempat takzia ke rumahnya untuk menyampaikan bela sungkawa dan kehilangan murid terbaik dari Spenlos. Sebelumnya dia kuminta mampir main ke rumah apabila pulang ke Sidoarjo, tetapi sepertinya dia tidak mau janji karena kesibukannya. Insyaallah surga tempatnya. Selama hidupnya dia adalah anak yang penurut dan tawaduk dengan orang tua dan semua gurunya. Di bawah ini adalah foto Jannatun pada saat terevakuasi.

Jannatun teridentifikasi pertama melalui sidik jari kanan (republika.co.id)


Pengekuasian korban Lion Air (brilio.net)

                Masing merasakan kesedihan yang amat mendalam ketika mengingatnya. Sepanjang jalan sepulang dari ngajar les privatpun air mata ini tak terbendung ketika mendengar kabar tersebut. Surga adalah tempatmu nak…, ma’am akan selalu mendoakanmu.

Stoy teller ku yang berjaya di masanya akan selalu terukir di hatiku. Tak akan terhapus oleh waktu. Dan pasti akan lahir dan lahir kembali story teller khas dengan gayanya masing-masing. Selalu mengasah kemampuan peserta didik di bidang apapun yang kita mampu pasti kita akan menemukannya. Dimanapun sekolah kita, sekolah mewah (mepet sawah) sekalipun kita akan bisa menemukannya. Dengan keyakinan yang kuat dan niat yang tulus semua akan terwujud


Sutri Winurati, S. S.

SMP Negeri 2 Sukodono, Sidoarjo


Komentar

Postingan populer dari blog ini

First Day for blogging

TEATER GABUNGAN (TEGAB)

HARI YANG DINANTI