NEW LESSON IN SPENLOS
NEW LESSON IN SPENLOS
Oleh:
Sutri Winurati, S.S
Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh, salam selalu sehat dan semangat produktif berkarya.
Hari ke-7 di bulan Februari 2021 untuk mengikuti lomba blog Ikatan Guru TIK
PGRI.
SMP
Negeri 2 Sukodono Sidoarjo disebut sekolah “mewah sekali” (mepet sawah pinggir
kali) bersebelahan dengan sawah dan dekat dengan sungai. Lingkungan yang sangat
rindang, asri, sejuk karena banyak pepohonan di dalamnya, dan juga semilir
hembusan angin masuk ke area sekolah ku. Sejak masuk di sana dan menjadi tenaga
pengajar, aku sangat nyaman dan enggan untuk meninggalkannya. Spenlos (SMPN
loro Sukodono) SMPN dua Sukodono adalah nama yang tak asing lagi bagi semua
anggota keluarga besar SMPN 2 Sukodono, Sidoarjo dan sekitarnya.
Selain
lingkungannya yang sangat nyaman, semua warga sekolahnyapun sangat ramah. Guru,
tenaga pendidik dan karyawannyapun sangat familiar dengan siapa saja yang baru
datang. Pada saat aku datang di Spenlos aku adalah guru paling cantik mengajar
Bahasa Inggris. Ya, aku hanya satu-satunya guru Bahasa Inggris perempuan di
Spenlos saat itu.
Muatan
local (Mulok) Conversation adalah mata pelajaran baru ada sejak aku datang.
Partner mengajar conversation waktu itu adalah Mr. Widodo. Beliau juga baru
masuk menjadi guru tidak tetap (GTT)
bersamaan denganku. Walaupun aku sebelumnya sudah masuk Spenlos 1 tahun sebelum
beliau masuk. Partner yang sangat kompak saat itu. Kami selalu mendiskusikan
materi apa yang akan diberikan pada peserta didik. Kita juga berdiskusi tentang
metode apa yang kita gunakan untuk peserta didik, supaya mereka lebih percaya
diri dalam practice speaking mereka.
Kepala
sekolahku memberikan tantangan kepada kami sebagai guru baru. Guru baru harus
mempunyai semangat baru. Tantangan tersebut adalah membuat buku atau modul
untuk mata pelajaran mulok conversation. Membuat modul buku atau handout yang
bisa digunakan untuk buku pegangan peserta didik, karena belum ada buku
pegangan sama sekali untuk mulok Conversation. Tantangan tersebut kami terima
dengan senang hati. Bersyukur pada akhirnya aku dan Mr. Widodo bisa membuat modul sendiri
untuk peserta didik kelas 7 dan kelas 8 waktu itu. Di bawah ini adalah
penampakan modul yang digunakan pada pembelajaran
mulok conversation.
Gambar modul Conversation
Mengajar ektra Conversation masih terus berjalan. Nama ekstra Bahasa Inggris berganti menjadi ekstra Conversation. Penguatan pelajaran mulok yang hanya didapatkan peserta didik 1 jam pelajaran dalam 1 minggu bisa dilakukan pada ekstra Conversation. Practice speaking akan lebih efektif di ekstra Conversation. Berlatih berdialog dengan satu peserta didik dengan yang lain menambah semangat mereka belajar Bahasa Inggris.
Peminat ekstra Conversation akhirnya membludak. Semua guru Bahasa Inggris akhirnya terjun dan ikut menghendel mengajar di ekstra conversation. Module yang kita gunakan waktu itu adalah module yang kita buat sendiri. Tambahan materinya bisa materi bebas sesuai kreatifitas guru mapel Bahasa Inggris. Seiring berjalannya waktu ketika anniversary sekolah yang akan diadakan di sekolah, peserta didik mengalami banyak progress dalam speaking mereka. Ekstra Conversation mempersembahkan operet dalam Bahasa Inggris. Pada saat itu recording suara dilakukan dengan sangat manual. Menggunakan hand phone polyphonic pula. Tetapi dubbingan tersebut ternyata bisa berjalan dengan lancar. Penggabungan-penggabungannya dilakukan oleh suamiku. Dia adalah Achmad Pujilaksana yang selalu support dengan kegiatan positif yang kulakukan. Angkatan pertama dari mulok conversation menghasilkan karya operet yang berjudul The adventurer and the magic flute.
New lesson yang diterima peserta didik spenlos sangat manfaat untuk memperkaya pengetahuan mereka tentang Bahasa Inggris dan juga mereka lebih banyak praktik berbicara. Banyak mempraktikkan speaking dengan teman-teman mereka. Berdialog di depan kelas juga menambah rasa percaya diri mereka. Rasa percaya diri yang sebelumnya minim, dengan presentasi di depan kelas aku memberi penguatan kepada mereka, “kalian pasti bisa”. Sebelumnya mereka sering bilang, “Saya tidak bisa Ma’am”. Paling tidak suka ketika aku mendengan tidak bisa, karena belum mencoba. Selalu kuluruskan kalimat mereka, “belum bisa bukan tidak bisa”. Karena ucapan adalah do’a, maka harus berhati-hati dengan setiap ucapan yang keluar dari mulut kita. Belum bisa pasti akan bisa dengan sering mencoba dan mencoba, practice speaking dan practice speaking. Kemungkinan bisa akan lebih besar.
Sutri Winurati, S.S
SMP Negeri 2 Sukodono, Sidoarjo
Komentar
Posting Komentar