PENENTUAN
Oleh:
Sutri Winurati,
S.S
Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh, salam selalu sehat dan semangat produktif berkarya.
Hari
ke 18 di bulan Februari 2021 untuk mengikuti lomba blog Ikatan
Guru TIK PGRI.
Perjalanan
menjadi seorang pendidik sangatlah berkesan. Suka, duka, bahagia, senang,
sedih, apapun yang dirasakan bercampur ketika menjalaninya. Mengarahkan,
melatih, mengajar, mendidik peserta didik tidak semudah membalik telapak
tangan. Menciptakan generasi emas harus penuh dengan keikhlasan dan semangat
yang tinggi. Apalagi di sekolah pinggiran bukan sekolah kota. Mencipta
anak-anak emas yang notabene tidak tahu tentang persaingan di kota lebih
menguras tenaga, pikiran dan waktu. Menjadikan anak didik yang tidak bisa
apa-apa menjadi bisa, prosesnya tidak seperti membuat donat dengan resep dan
cara yang sesuai dan jadi donat lezat yang bisa dinikmati. Tetapi butuh trik macam-macam
karena yang dihadapipun beraneka macam karakter dan wataknya. Daya serap satu
siswa dengan yang lain juga berbeda.
Ketika
itu panggilan dari Bapak Kepala Sekolah tertuju padaku. Penuh dengan tanya isi
otakku. Ada apakah beliau memanggilku. Aku datang ke ruangan beliau dengan membawa
segudang ragu dan pilu. Takut apabila ada kesalahan besar yang aku lakukan. “Silahkan
duduk ma’am!”, beliau mempersilahkanku. “Trimakasih Bapak!”, jawabku, sambil
aku duduk tepat di depannya. “Ma’am ini ada undangan FLS2N untuk SMP kita, saya
berharap kita mengikuti lagi cabang story telling, syukur-syukur kita bisa
wakili Kabupaten Sidoarjo lagi untuk menuju ke Propinsi Jawa Timur”, beliau
menjelaskan. Lega rasa hati, pikiran ini ternyata informasi keikutan lomba. “Siap
Bapak, saya akan persiapkan dengan sebaik-baiknya”, respon ku. “Masalah
anggaran seperti biasa ya, buat proposal dan menyesuaikan dengan RKAS yang
sudah dibuat”, tegasnya. “Iya Bapak, saya paham”, jawabku.
Setelah
itu aku undur diri untuk menghimpun rencana, kekuatan untuk melakukan seleksi
dan segala sesuatunya. Menggandeng suamiku untuk mempersiapkan property dan
semuanya. Seperti biasa, cerita yang diminta untuk dipresentasikan ada 2,
cerita local dan cerita internasional. Tahun ini adalah tahun 2014, kami
mengadakan seleksi sekolah. Yang mengikuti seleksi kala itu tak lebih dari 10 siswa.
Ya, memang yang mengikuti seleksi adalah yang gabung dalam ekstra strory
telling yang merupakan ubahan dari ekstra conversation. Mereka mencoba
mengeksplor apapun yang mereka dengar dan mereka terima dari arahan kami. “Untuk
membuat naskahnya tolong segera diselesaikan, biar ma’am bisa koreksi dan member
masukan dengan cepat”, aku menjelaskan. Mereka menjawab, “Baik ma’am!”. Ada
salah satu yang bertanya padaku, “Ma’am apa tema dari cerita yang kita tulis?”.
Aku menjelaskan, “Cerita narrative text yang menceritakan tentang fairy story,
tentang myth, tentang fable, cerita local sekitar kita, paham?”. Mereka
serempak menjawabnya, “Paham ma’am…”. Aku menegaskan, “Lebih baik cerita
sekitar sekolah kita”.
Mereka
menentukan cerita mereka masing-masing. Setelah mereka siap dengan cerita
mereka, maka aku mengoreksi dan mengarahkan cerita yang mereka tulis. Tahap
selanjutnya adalah reading. Mereka membaca denganpengucapan yang benar. Setelah
itu mereka memahami isi cerita satu demi satu kata supaya mereka bisa
mengintepretasikannya dengan baik. Menghafal adalah langkah selanjutnya. Setelah
menghafal mereka dibebaskan untuk menggunakan properti sesuai dengan
kreatifitas mereka masing-masing. Semua mendapatkan arahan dan bimbingan yang
sama sebelum adanya seleksi atau audisi. Harusnya mereka berlatih juga di
rumah, karena kalau mengandalkan di sekolah saja bakalan tidak cukup. Nampak
sekali mereka sangat antusias untuk menggali potensi mereka masing-masing. Kami
hanya memberikan waktu 1 minggu untuk mempersiapkan seleksi sekolah.
Waktu
seleksi itu akhirnya datang. Dan terpilihlah sebuah nama yang sudah familiar di
telinga kami waktu itu. Rahmat Agung Hidayat adalah pemain story telling selanjutnya.
Setelah Ping-ping yang pernah wakili sekolah sampai Provinsi. Tahun 2013 sebelumnya
juga Rahmat yang wakili, tetapi belum beruntung, karena belum bisa wakili
Kabupaten. Harapannya Rahmat bisa menjadi terbaik di Kabupaten.
Sutri Winurati, S. S.
SMP Negeri 2 Sukodono, Sidoarjo
Komentar
Posting Komentar