VARIASI DAN TANTANGANNYA
VARIASI DAN TANTANGANNYA
Oleh:
Sutri Winurati, S.S
Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh, salam selalu sehat dan semangat produktif berkarya.
Hari ke-5 di bulan Februari 2021 untuk mengikuti lomba blog Ikatan
Guru TIK PGRI.
Mengajar anak usia TK, usia SD, usia SMP, usia SMA dan juga usia mahasiswa pernah dilakukan dalam kurun waktu yang bersamaan. Maksudnya dalam beberapa waktu tertentu berkomitmen untuk mengajar peserta didik dengan hampir semua tingkat atau jenjang . Mengajar anak usia SD dan SMA aku dapatkan dari murid les. Setiap jenjang pasti memberikan tantangan tersendiri. Semua mempunyai keunikan yang berbeda.
Mengajar anak usia TK tantangan yang didapatkan adalah ketika mereka tidak dalam kondisi bagus mood nya pasti mereka akan berhenti belajar tanpa menghiraukan apa yang kita ajarkan. Kreativitas seorang guru dipertaruhkan di sini. Terkadang metode drilling merupakan metode yang bisa dikategorikan metode yang efektif ketika kondisi tertentu. Ketika materi introduce oneself, aku mengajak mereka untuk mengucapkan dengan benar. Suatu contoh “My name is Rizky”. Satu persatu mereka practice speaking supaya mereka semangat untuk belajar di pertemuan-pertemuan selanjutnya. Belajar sambil bermain tetap diterapkan pada anak sekolah usia TK. Menggambar dan mewarna adalah aktivitas yang mereka sering lakukan di dalam kelas. Untuk mengajar tari pada anak usia TK lumayan membutuhkan tenaga ekstra. Apalagi yang diajar jumlahnya sekitar 50 sampai 60 peserta didik. Satu guru bukan solusi untuk mengajar kelas besar. Tetapi aku melakukannya dengan cukup baik. Karena hasil aku mengajar nantinya pasti akan dipentaskan ketika perpisahan anak kelas kelompok B. Walaupun tidak semua yang aku ajar mementaskannya, setidaknya ada yang mewakili untuk mepresentasikannya di panggung.
Usia SD yang kuajar pada saat itu adalah murid les. Aku harus pindah dari satu tempat ke tempat lain. Murid privat yang kuajar pada saat itu tidak hanya satu murid, tetapi beberapa murid yang bisa dikatakan orang tuanya mampu dalam hal financial. Memanggil guru les privat membutuhkan dana yang tidak sedikit. Rata-rata mereka lebih dari mampu. Justru bukan pelajaran Bahasa Inggris yang sangat mereka takuti. Kesulitan mereka rata-rata ada pada mata pelajaran matematika. Syukurnya, aku masing sangat mengingat materi pelajaran matematika dari SD sampai SMP. Sehingga mengalir saja ketika aku mengajari mereka. Mentransfer ilmu yang kulakukan mengalir layaknya air berjalan untuk mengisi ruang-ruang kosong di daratan yang lebih rendah. Kendala itu pasti ada, tetapi masih dalam kategori yang wajar.
Anak-anak SMP yang kuajar di SMP Negeri 2 Sukodono pada saat itupun juga sangat enak untuk diarahkan. Mereka selalu menunggu kedatanganku untuk menerima tantangan-tantangan apa yang aku berikan di setiap pertemuannya. Mereka nampak sangat enjoy ketika mereka satu persatu practice di depan kelas untuk sekedar hanya berbicara tentang motivasi mereka mengikuti ekstra Bahasa Inggris. Bahkan menunjukkan satu gambar dalam kartu untuk mendiskripsikan gambar yang mereka pegang. Belajar membuat kalimat dengan susunan kata yang benar sambil bermain juga dipraktikkan pada saat itu. Semua berjalan lancar tanpa kendala yang berarti.
Siswa SMA yang kuajar dari murid les juga ada. Bahasa Inggris saja yang berani aku ajarkan di usia tersebut. Karena pelajaran matematika dan juga pelajaran yang lain ternyata aku tidak menguasainya. Yang sering dilakukan pada saat itu adalah mengerjakan tugas sekolah dan juga practice speaking. Ada peserta didik yang meminta diajar dalam durasi waktu 2 jam atau 120 menit. Dia sudah pandai memetakan sendiri apa yang ingin mereka pelajari. Satu jam dia ingin mengerjakan tugas-tugas sekolah dan satu jam berikutnya dia ingin practice speaking. Sangat efektif pembelajaran waktu itu. Karena ada siswa yang lulus dari SMP cara membaca suatu text seperti anak yang belum pernah membaca text dalam Bahasa Inggris. Lambat laun dia bisa lebih baik dan lebih baik lagi. Sekarang dia sudah menjadi salah satu dosen universitas swasta di Surabaya. Bangga rasanya sudah pernah menularkan ilmu yang aku dapat sebelum dia dapat. Seorang guru kebanggaannya adalah ketika melihat murid-murid yang dia ajar menjadi orang yang sukses, lebih-lebih melebihi gurunya.
Terakhir jenjang yang pernah aku ajar dalam kurun waktu yang bersamaan adalah mengajar mahasiswa. Jauh lebih enak mengajar mahasiswa disbanding dengan semua level di bawahnya. Karena seorang mahasiswa rata-rata paham fungsi dari belajar bahasa ke-2 adalah untuk pada jenjang berikutnya. Dunia kerja merupaka jenjang yang harus mereka hadapi setelah lulus dai kampus. Rata-rata mereka sangat antusias untuk belajar. Apalagi ketika mereka practice speaking dengan temannya, mereka pasti sangat senang.
Variasi tantangan yang dihadapi berbeda satu sama lain. Semua menyajikan sesuatu yang berbeda. Keunikan yang bervariasi mendatangkan tantangan yang bervariasi pula. Semua variasi tantangan sudah sangat baik dijalani sesuai sekenario dari Nya. Aku sangat senang dan bangga, setidaknya pernah merasakan mengajar peserta didik dengan variasi usia siswa yang berbeda pula. Teknisnya, pagi aku mengajar TK di hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis. Hari Jumat dan Sabtu mengajar di SMP. Selanjutnya mengajar privat dan terkadang ngajar di Akper. Kata lelah sangat dekat denganku.Tetapi lelah yang membawa nikmat. Semakin banyak aku menanam pastilah aku memanennya. Tidak hanya materi yang kudapat, tetapi nambah teman dan saudara juga kesehatan yang barokah kudapatkan dari semua aktifitasku pada saat itu.
Sutri Winurati, S. S.
SMP Negeri 2 Sukodono, Sidoarjo
Komentar
Posting Komentar