TEATER GABUNGAN (TEGAB)
TEATER GABUNGAN
(TEGAB)
Oleh:
Sutri Winurati,
S.S
Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh, salam selalu sehat dan semangat produktif berkarya.
Hari
ke 25 di bulan Februari 2021 untuk mengikuti lomba blog
Ikatan Guru TIK PGRI.
Di
tengah sibuknya aktifitas mengajarku, tiba-tiba ada Short Message Service (SMS)
dari suamiku, “Mah, ini dapat info dari Cak Gir kita akan wakili Provinsi Jawa
Timur untuk mengikuti Festival Nasional Teater (FNT) 2016 karena pada saat PSP
tahun 2015 kita juara 1 Provinsi Jawa Timur”. Rasa senang bukan main langsung
kujawab, “Siap!!!”. Suamiku menegaskan lagi,”Mah…desposisinya berat ini, harus
menang”. Dengan tegas juga aku menjawab, “Diterima saja Pah, ayo berusaha
maksimal, Insyaallah kita bisa”. “Okay tolong kerja sama yang baiknya Mah”, dia
menanggapi. “Siap pah!!!”, jawabku.
Dengan
segera aku menghadap kepala sekolah untuk mendapatkan ijin dan restunya. Rasa
lega dan senang waktu itu, beliau sangat support apapun yang kita lakukan. Bagai
diguyur air gunung di tengah gurun pasir, sejuk sekali apa yang aku rasakan.
Belia berkata, “Ma’am sekolah support apapun yang nanti dibutuhkan, buat
proposalnya”. Jawabku, “Inggih pak, Insyaallah siap”.
Aku
dan suami memutuskan untuk menawari Play Ground Theater (PGT) dari SMA Negeri 1
Taman (Smanita) yang memiliki pelatih yang sama, dia adalah suamiku. Suamiku mengkomunikasikan
dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Beliau sangat setuju dengan
kerjasama tersebut. Karena usia 15 tahun merupakan batasan terendah yang
diminta panitia Nasional.
Kami
menginformasikan berita ini pada anak-anak kami. Mata mereka berkaca-kaca. dan nampak kecewa ketika ada minimal usia pada
juknis Nasional tersebut. “Maaf ketika ma’am dan Om memutuskan untuk mengajak
kakak-kakak dari Smanita”, tak tega aku menyampaikannya. Karena memang
sebenarnya kemenangan tahun 2015 adalah kemenangan TSG. Tidak semua bisa masuk
dalam tim Nasional ini. “Ma’am dan Om akan menyeleksi ketat kalian, tidak hanya
acting yang kami lihat tetapi kepekaan nada yang kalian miliki juga akan teruji
di sini”, itu arahanku. “Sebagian kalian kelas 9 sehingga harus bisa bagi waktu
dengan belajar”, kata suamiku. Kami mengumumkan untuk casting dilakukan
terpisah antara anggota TSG dan PGT.
Pertama
kali kami menyeleksi anak-anak TSG untuk mendapatkan kesempatan pertama
memasuki tim Nasional. Kami membutuhkan hanya 15 anak untuk memenuhi kuota yang
disediakan panitia. Wow, sungguh tidak percaya, ketika menyeleksi mereka,
pandangan dan mata yang ingin dimasukkan dalam tin Nasional sungguh luar biasa.
Dibalik mata mereka juga act yang diminta suamiku seolah-olah berbicara,”Ma’am,
Om pilih saya karena saya mampu”. Ada yang hanya pandai berekting tetapi tidak
peka music. Ada yang peka music tetapi tidak bisa ber acting.
Seorang
ibu dan ayah yang sangat kebingungan dengan batasan peserta yang masuk tim.
Casting adalah solusinya, tetapi rasa iba ketika mereka tidak terpilih adalah
perih tersendiri yang bersarang dalam dada. Hari kedua pun juga dilakukan casting
yang sama di tempat yang berbeda. Sama halnya dengan casting sebelumnya.
Anggota PGT begitu semangat melakukan casting juga. Masuk Tim Nasional adalah
idaman semua anggota TSG ataupun PGT.
Akhirnya
terbentuk Tim Nasional. 7 siswa dari Spenlos dan 8 siswa dari Smanita. Kami
memberikan nama TEGAP. Kepanjangannya adalah teater gabungan dari TSG dan PGT.
Sutri Winurati, S. S.
SMP Negeri 2 Sidoarjo
Komentar
Posting Komentar