TETAP ATAU MUTASI

 






TETAP ATAU MUTASI

Oleh:

Sutri Winurati, S.S

 

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, salam selalu sehat dan semangat produktif berkarya. Hari ke 22  di bulan Februari 2021 untuk mengikuti lomba blog 

 Ikatan Guru TIK PGRI.

 

            Aku, ya aku adalah seorang Guru Tidak Tetap di SMP Negeri 2 Sukodono, Sidoarjo. Mulai 2005 awal aku bergabung dengan keluarga besar SMP Negeri 2 Sukodono, Sidoarjo. Alhamdulillah ada beberapa prestasi atas jerih payahku, suamiku dan juga peserta didikku. Pemberkasan untuk GTT oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo dilaksanakan. Sebelumnya banyak sekali teman-teman GTT diangkat menjadi PNS hanya dengan pengumpulan portopolio atau melalui jalur data base. Lain halnya dengan proses pendataanku yang sarat dengan aturan dan langkah hati-hati dari pihak BKD. Dari sekitar 700 data BKD memverifikasi data dari satu instansi ke instansi lain. Sehingga data tersebut berkurang dan berkurang sampai data menjadi 300. Tidak seperti pengangkatan sebelumnya yang paling lama mengabdi diangkat dulu, yaitu sesuai data base. Untuk kategori ini semua diuji dan diambil 30% dari peserta.

            Semua berkas yang diminta mulai dari ijazah SD, SMP, SMA, dan juga S1 sudah terpenuhi semua. Seleksi berkas sudah beres, hanya ujian saja yang menentukannya. Aku harus mempersiapkan apapun untuk ujian paper tes. Latihan mengerjakan soal-soal harusnya ku lakukan dengan baik dan rutin. Rutinitas mengajar, melatih, mendidik anak didikku juga ditambah setiap sore aku harus ngelesi privat dari satu tempat ke tempat lain membuatku kuwalahan dalam membagi waktu. Seringkali suamiku mengingatkan, “Mah, mbok ya o belajar, sempatkan baca-baca sebelum tidur”. Aku menjawab dengan wajahku yang pasrah, “Ya pah, tapi bisakah sampean yang baca pada saat aku mau tidur?”. Entahlah, rutinitas yang sedemikian itu dari pagi sampai malam  tidak memaksimalkan aku untuk tertib belajar untuk persiapan tes ku. Rasa capek dan kantuk yang luar biasa menggelayut pada tubuh ini.

            Hari disaat ujianku datang kusempatkan baca tentang Undang-undang, kebijakan, dan lain-lain. Syukurlah semua yang aku sempat baca, dan baru saja aku baca keluar dalam ujian. Rutinitas penilaian pada saat aku mengajar tentang remedial, pengayaan dan lain-lain yang sudah aku lakukan di keseharianku keluar semua dalam tes. Tetap aku merasa bobot ujian tersebut lumayan berat. Selesai ujian, serasa kepa berat sekali seperti memakai helm sepanjang ujian. Pasrah dan tawakal ketika tes sudah kulakukan. Berdoa maksimal meminta yang terbaik untuk hasil nantinya yang selalu kupanjatkan pada Nya.

            Pada tahun 2014 aku dinyatakan lulus ujian, dari 300 peserta hanya 99 peserta yang lulus ujian. Kebetulan namaku tertulis masuk ke dalam 20 besar. Tidak menyangka semua indah pada waktunya. Dalam fikiranku saat itu, semua itu berkat do’a anak didikku yang biasa aku ajar, latih, didik, dan bina. Mereka sangat sayang padaku. Selalu mendo’akan ma’am nya untuk lulus pada ujian kali ini. Energi positifku cair ketika aku membutuhkannya. Energi positif yang kutebar pada anak didik ku selama aku mengabdi di SMP Negeri 2 Sukodono dan mungkin juga di sekolah sebelumnya, Allah SWT menjawab dengan keberkahan yang luar biasa. Persiapan menghadapi ujian yang tidak maksimal, dengan belajar yang tidak maksimal membuatku sangat khawatir dengan hasil ujiannya. Ternyata Allah SWT masih memberikanku kesempatan untuk menikmati hidup ini dengan sempurna. Fikirku pada saat itu, ini adalah ganjaran yang diberikan Nya pada aku dan suami karena tak kenal lelah dalam mencarikan prestasi anak didik kami.

            Rumor pemindahanku di sekolah lainpun terjadi. Anak didikku sangat khawatir kalau aku dimutasi di tempat lain. Sampai ada yang nangis mendekat dan memelukku. Salah satu dari mereka berkata, “Ma’am, ma’am gak pindahkan? jangan pindah Ma’am!”. Kutenangkan mereka, “sabar, ma’am juga belum tahu keputusannya apa, SK nya belum turun, berdo’a yang terbaik untuk kita semua saja”. Itu yang aku minta pada anak didikku. Rasa haru dalam dada terbendung oleh semangat yang luar biasa untuk anak didikku yang berproses mencari prestasi.  

                Baju korpri akhirnya terpakai syah ketika aku mengambil SK penempatanku. Status baruku menjadikanku sama dengan yang lain. Tetap besyukur karena SK turun juga di SMP ini. Tetapi aku punya sekenario untuk memberikan kejutan pada anak didikku yang berlatih. Setelah mendapatkan SK tersebut aku memberitahukan pada mereka kalau aku dimutasi. “Anak-anakku, Ma’am dimutasi ke SMP Negeri 1 Sidoarjo”. Dengan serentak mereka menangis menderu-deru layak peluru tanpa penjuru. Senang rasanya ketika melihat mereka mempertahankan aku di sekolah mereka. Sampai mereka punya ide untuk menghadap kepala sekolah, meminta aku dipertahankan di sekolah mereka. Tidak tega melihat mereka sedih, akhirnya, “Anak-anakku, Ma’am tetap ngajar di sini, ma’am tadi bohong”.  Mereka langsung sujud syukur dan berkata, “Ma’am kok tega bohong sama kita?”. Aku hanya senyum dan meminta maaf pada mereka.

                Allah SWT punya rencana indah untuk umatnya yang bersungguh-sungguh melakukan sesuatu dengan harapan mencari Ridho Nya.  Rizky mengikuti ketika kita ikhlas melakukannya. Tidak perlu manusia yang menjadi saksi kesungguhan kita. Gedung, pohon, hewan di sekeliling kita akan bersaksi ketika Allah SWT menimbang amalan baik atau buruk yang sudah kita lakukan.

 

Sutri Winurati, S. S.

SMP Negeri 2 Sukodono, Sidoarjo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

First Day for blogging

TEATER GABUNGAN (TEGAB)

HARI YANG DINANTI